Jangan Pernah..
Sesuatu yang tak pernah terlintas dan tak terpikirkan,
dari golongan humanis yang memuja materi dan kesenangan semata,
dari ruang yang penuh dengan senyuman palsu,
dan menghasilkan kenikmatan sesaat.
Penyesalan akan keadaan itu haruslah selalu terpilih oleh analogi akal,
bukan memilih karena pertimbangan hati dan akhlak.
masih banyak waktu untuk merubah dan mengakuinya,
bahwa itu adalah kekeliruan yang secara sengaja menyadarkan diri
dari permainan nafsu negatif yang menyetir serta membawa mu
ke dalam keangkuhan dan keserakahan.
Mengibaratkan sebuah bidak dalam catur,
hanya sebagai Pion yang di haruskan hanya satu kali melangkah
dan diposisikan untuk mengumpan bahkan di korbankan,
agar menjaga pertahanan dan memenangkan sebuah senyuman
dan kebanggan sesaat.
Berlindunglah pada cermin yang bisa memantulkan cahaya
dan bayangan dari setiap objek di sekitanya.
tapi jangan menjadi cermin yang selalu meniru dan menduplikasikan
sesuatu yang bernilai negatif dan tidak sesuai dengan intektual akhlak mu.
aJHIr. 260711. - Balikpapan-